Friday, July 15, 2011

BALASAN MENINGGALKAN SOLAT

Diriwayatkan bahawa pada suatu hari Rasulullah s.a.w. sedang duduk bersama para sahabat, kemudian datang pemuda Arab masuk ke dalam masjid dengan menangis. 

Apabila Rasulullah s.a.w. melihat pemuda itu menangis maka baginda pun berkata, 

"Wahai orang muda kenapa kamu menangis?" 

Maka berkata orang muda itu, 

"Ya Rasulullah s.a.w., ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya." 

Lalu Rasulullah s.a.w. memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut orang muda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikut orang itu, maka Abu Bakar r.a dan Umar r.a. mendapati ayah orang mudah itu telah bertukar rupa menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah s.a.w.

"Ya Rasulullah, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar menjadi babi hutan yang hitam."

Kemudian Rasulullah s.a.w. dan para sahabat pun pergi ke rumah orang muda dan Baginda s.a.w. pun berdoa kepada Allah s.w.t., kemudian mayat itu pun bertukar kepada bentuk manusia semula. Lalu Rasulullah s.a.w. dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut. Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah s.a.w. pun bertanya kepada pemuda itu, 


"Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?"

Berkata orang muda itu, 

"Sebenarnya ayahku ini tidak mahu mengerjakan solat." 

Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda, 

"Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah s.w.t. seperti babi hutan yang hitam." 

Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. Lalu mereka cuba membunuh ular itu.

Apabila mereka cuba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, 

"Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah s.w.t. yang memerintahkan kepadaku supaya menyeksanya sehingga sampai hari kiamat."
 
Lalu para sahabat bertanya, 

"Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?" 

Berkata ular, 

"Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya :"

1. Apabila dia mendengar azan, dia tidak mahu datang untuk sembahyang berjamaah.
2.Dia tidak mahu keluarkan zakat hartanya.
3.Dia tidak mahu mendengar nasihat para ulama.
Maka inilah balasannya.

Sunday, July 3, 2011

KHUTBAH RASULALLAH MENYAMBUT BULAN RAMADHAN


Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. 

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fukara dan masakin. Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya. 

Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. 

Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih;Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya. 

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-pungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. 

Ketahuilah! 

Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan Rabb Al-'Alamin.

Wahai manusia! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

(Sahabat-sahabat bertanya:" Ya Rasulullah!Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah meneruskan:)

Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.


Wahai manusia! Siapa yang membaguskan ahlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. 

Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-nya.

Barangsiapa menyambungkan tali persudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan , Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya adalah ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu dibulan yang lain.

Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Qur'an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. 

Amirul Mukminin k.w. berkata,:Aku berdiri dan berkata,"Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama dibulan ini?" Jawab Nabi:Ya abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah". 


SIFAT-SIFAT NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI IKUTAN SEPANJANG ZAMAN

Fizikal Nabi Muhammad SAW

Telah dikeluarkan oleh Ya’kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: 

Pernah aku menanyai bapa saudaraku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu dia memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, 

maka dia berkata: 

Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, 
wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, 
tingginya cukup tidak terlalu ketara, 
juga tidak terlalu pendek, 
dadanya bidang, 
rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, 
dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, 
dahinya luas, 
alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, 
yang bila beliau marah kelihatannya seperti bercantum, 
hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, 
janggutnya lebat, 
kedua belah matanya hitam, 
kedua pipinya lembut dan halus, 
mulutnya tebal,
giginya putih bersih dan jarang-jarang.

Di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, 
tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, 
berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, 
lebar antara kedua bahunya, 
tulang belakangnya besar, 
kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, 
pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, 
sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, 
telapak tangannya lebar, halus tulangnya, 
jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, 
panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila beliau berjalan, 
dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, 
tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, 
bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri),
melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, 
langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, 
bila menoleh dengan semua badannya, 
pandangannya sering ke bumi, 
kelihatan dia lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, 
jarang dia memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, 
selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, 
selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaannya

Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!
Jawab bapa saudaraku: 

Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, 
senantiasa banyak berfikir, 
tidak pernah beristirehat panjang, 
tidak berbicara bila tidak ada keperluan, 
banyak diamnya, 
memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnya, 
kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, 
satu-satu kalimatnya, 
tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, 
lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, 
senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, 
tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, 
tiada seorang dapat meredakan marahnya, 
apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahawa dia tidak menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, 

"tetapi" 

apabila dia melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga dia dapat membela kerananya. Dia tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila dia merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila dia marah dia terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila dia gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila dia ketawa, dia ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan bapa saudaraku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar beliau dan masuk beliau, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Keadaannya di rumah

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila dia berada di dalam rumahnya dibahagikan masanya tiga bahagian. Satu bahagian khusus untuk Allah ta’ala, satu bahagian untuk isteri-isterinya, dan satu bahagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bahagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam mahupun yang khusus, tiada seorang pun dibezakan dari yang lain. Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, dia selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama.

Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka dia akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, cuba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: “Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, nescaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat”, tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja. Dia tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majlisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ehwal agamanya.

Keadaannya di luar rumah

Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Dia selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Dia senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang dia mengingatkan orang ramai, tetapi dia senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia.

Dia selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan. Dia senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

Majlisnya

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majlis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahawa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majlis, atau bangun daripadanya, melainkan dia berzikir kepada Allah SWT Dia tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila dia sampai kepada sesuatu tempat, di situlah dia duduk sehingga selesai majlis itu dan dia menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majlisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya.

Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu maslahat, dia terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali. Dia tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budi pekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Dia dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran , tidak berat sebelah. Majlisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Ketika bersama sahabat-sahabatnya

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Dia tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Dia tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.

Apabila dia berbicara, semua orang yang berada dalam majlisnya memerhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila dia berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu bahasa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Dia tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan dia merasa takjub bila mereka merasa takjub. Dia selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi dia tetap menyabarkan mereka dengan berkata: “Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan mengherdiknya!”. Dia juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mahu memujinya pun, dia tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Dia tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah dia berbicara, atau dia menjauh dari tempat itu.

Ketika diamnya

Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, iaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran.

Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Dia meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

RASULULLAH MERINDUI UMAT AKHIR ZAMAN


RASULULLAH MERINDUI UMAT AKHIR ZAMAN.... 
Suasana di majlis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.

Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna. 



"Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?" Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.

"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah. "Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian baginda bersuara: "Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka." Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda:

"Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.

"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah.   Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, "Para nabi." "Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka." jelas Rasulullah. "Mungkin kami," celah seorang sahabat. "Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada ditengah-tengah kau," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu. "Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka. "Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.


"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.

Begitulah nilaian Tuhan. Bukan jarak dan masa yang menjadi ukuran. Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang suci. Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan buktikan dengan kesungguhan beramal dengan Sunnahnya. Pada kita yang bersungguh-sungguh mahu menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan baginda Rasulullah. salam untuk mu yaa...rasulullah.....


Friday, July 1, 2011

Likuan Kehidupan Sebagai Seorang Khalifah Di Muka Bumi Allah~

Assalamualaikum.. kali nie aku nk berkongsi pengalaman iaitu menghadapi suatu tekanan perasaan dimana terpaksa berhadapan dengan dugaan daripada Allah.. Iaitu... Berhadapan denagan Kertas Ulangan~~ (haha..) Pertama kalinya aku gagal.. tapi tidak mengapa.. aku redha dengan ketentuannya..




"manusia yang berjaya, adalah manusia yang pernah merasai kegagalan, manusia yang tidak pernah merasai kegagalan masih belum sempurna menjadi seorang yang berjaya"

betul atau tidak?  (pandai-pandai je berfalsafah sendiri.. hahaha)

Apa-apa pun, doakan kejayaan saya.. utuk menghadapinya dengan cekal dan tabah! Terima kasih.. =)





Monday, June 27, 2011

Assalamualaikum~~


ari nie, aku nk share something.. huhuhu.. Tajuk Pos kali ni ialah, BUAT KIJE KANTOI~~ haha.. mulanye mcm nie, huhuhu.. aku nk p la surau kt tempat aku blaja.. huhhu,, mcm biase la.. mls nk jln pnye pasal.. aku naek mto la.. huhuhuu.. tp kbtulan jln tu time tgah ari jadi one way sbb ade skolah dlm kampus aku, org ramai la lulu situ amik anak2 mereka yg besekolah.. so aku xley la nk lalu situ.. kalo ikut betul nye, kne round satu kampus.. haha.. tp tah mcm ne aku tetibe aku rase nk melencong lalu ruang pjln kaki.. haha.. 

Lalu dengan selamber aku pulas la trottle, pastu naek atas lalu kt ruang pjln kaki la.. hahaha.. nk dijdkn story pastu pak guard suh aku pusing blik.. aku time tu da lmbat.. so, aku pn wt dunno la.. haha.. yg KANTOI nye,, kbtulan ade pulak Unit disiplin gah amik anak dier.. hahaha adoi~~~ aku pn senyum2 then shoot terus p surau.. yg pnting aku xlalu jln yg bz gan knderaan tu la.. masalahnye.. aku lalu ruang pjln kaki.. ahhaaha.. adoi~~ sengal~~ 

Kemudian, selepas selesai  solat je, aku trus direct p jumpe pak guard td.. upenye,, dier da cube sedaya upaya nk cover aku, tp aku xperasan signal tu.. huhuhuhu.. benda nk jd.. nk wt mcm na.. BUAT KIJE KANTOI~~ hahaha.. SABAR je la AZEK oi! huhxuxhuxxhux.. =P

Tuesday, April 26, 2011

ANAK KECIL YANG TAKUT API NERAKA

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahawa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.

Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, 

"Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?" 

Maka berkata anak kecil itu, 

"Wahai pakcik saya telah membaca ayat al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu."

Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka." 

Berkata orang tua itu, 

"Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka." 

Berkata anak kecil itu, 

"Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa." 

Berkata orang tua itu, sambil menangis, 
"Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?"


RENUNGKANLAH WAHAI TEMAN SEMUA~~

huhuhu~~

salam sume~~ waaa.. malam nie ase pning je.. haha.. sbb pe pening, maen keyboard punye pasal.. maen lagu SECRET, haha cite ROMAntis la kot tu.. haha.. yg penting mase jari ku berlari2 diatas keyboard tu ase puas,, walaupun niat td nk p dewan main piano btuii xkesampaian.. hahaha.. dgn "anta" si Ustaz Piano~~ hihihhihi.. =) sory la bro ade org kt dewan td, hahaha~~ next tyme larr okee~~ haha


kadang kala kesyahduan hadir takala jari-jemariku berlari pantas di atas keyboard usang pemberian bekas jiran ku ini, setelah diriku ini menelusuri kesyahduaan ini sambil menghayatinya keindahan alunan yang ku lakarkan, aku tersambil tersenyum manja dek tersilap tekan key~~ haha, kantoi suda~~ =P need practise to be perfect right? hihihi

Friday, April 8, 2011

SEDEKAH

HASAN AL-BASRI
"Sesiapa yang hidupnya tidak bermatlamat untuk mencari dunia maka dunia akan datang mencarinya".

                                                                                

Tuesday, March 15, 2011

JAGA TUJUH SUNNAH NABI S.A.W

Buktikanlah cinta kita terhadap Nabi Muhammad SAW dengan selalu menjaga tujuh sunnah ini setiap hari. Antara ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:


1. SOLAT SUNAT TAHAJJUD :
Karana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

2. MEMBACA AL QURAN SEBELUM TERBITNYA MATAHARI (AWAL PAGI) :
 Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

3. JANGAN TINGGALKAN TERUTAMANYA WAKTU SUBUH DI MASJID :
 Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

4. JAGA SOLATDHUHA SETIAP PAGI :
kerana kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.

5. SEDEKAH SETIAP HARI :
Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

6. JAGA WUDHU TERUS MENERUS  :
kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.

7. AMALKAN ISTIGHFAR SETIAP MASA :
 Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Dzikir, kata Arifin Ilham, adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.

Dzikir merupakan makanan rohani yang paling bergizi,” katanya, dan dengan dzikir berbagai kejahatan seperti narkoba, KKN, dan lainnya dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat hewani yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Sunday, February 27, 2011

Rahasia Surat Al-Fatihah

KEUTAMAAN SURAT AL-FATIHAH


1. Rasulullah SAW bersabda :


“Ketika Allah Azza wa Jalla hendak menurunkan surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Ali-Imran 18, 26-27, surat dan ayat itu bergantung di Arasy dan tidak ada hijab dengan Allah. Surat dan ayat itu berkata: Ya Rabbi, Kau akan turunkan kami ke alam dosa dan pada orang yang bermaksiat kepada-Mu, sementara kami bergelantung dengan kesucian-Mu".


Allah SWT. berfirman :

“Tidak ada seorang pun hamba yang membaca kalian setiap sesudah shalat kecuali Aku karuniakan padanya lingkaran kesucian di tempat ia berada, dan Aku memandangnya dengan mata-Ku yang tersembunyi setiap hari tujuh puluh kali pandangan. Jika tidak, Aku tunaikan baginya setiap hari tujuh puluh hajat yang disertai pengampunan. Jika tidak, Aku melindungi dan menolong-nya dari semua musuhnya. Dan tidak ada yang mengha-langinya untuk masuk ke surga kecuali kematian.”
                                                                                         (Tafsir Majmaul Bayan 1/426)

2. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT. berfirman :


 “Aku membagi surat Al-Fatihah antara Aku dan hamba-Ku, separuh untuk-Ku dan separuh lagi untuk hamba-Ku. Bagi hamba-Ku ketika ia bermohon dan membaca: Bismillahir Rahmanir Rahim,


Allah Azza wa Jalla menyatakan :


“Hamba-Ku telah memulai dengan nama-Ku, maka berhaklah Aku untuk menyempurnakan urusannya dan memberikan keberkahan dari sisi-Ku untuk seluruh keadaannya.”

Ketika hamba-Ku membaca : 


''Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin''


Allah Jalla jalaluh menyatakan :


“Hamba-Ku telah memuji-Ku, mengakui bahwa semua nikmat yang dimilikinya berasal dari sisi-Ku, dan semua bala’ Aku yang menyingkirkan sehingga ia merasakan itu sebagai karunia. Maka, hendaknya kalian saksikan, Aku akan menjamunya dengan kenikmatan akhirat lebih dari kenikmatan dunia yang telah Kuberikan, dan menyingkirkan bala’ akhirat sebagaimana Aku telah menyingkirkan bala’ dunia.”

Ketika hamba-Ku membaca: Ar-Ramânir Rahîm, Allah Jalla jalaluh menyatakan :


“Hamba-Ku telah bersaksi bahwa Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalian saksikan, Aku akan melimpahkan rahmat-Ku padanya dan mencurahkan karunia-Ku padanya.”


Ketika hamba-Ku membaca :


"Maliki yawmiddîn"


Allah SWT. menyatakan :


"Kalian saksikan, sebagaimana ia telah mengakui Aku sebagai Raja pada hari kiamat, Aku akan memberikan kemudahan baginya yaitu amalnya tidak dihisab, dan Aku akan mengampuni semua kesalahannya.”

Ketika hamba-Ku membaca :


"Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’in"


Allah Azza wa Jalla menyatakan :


“Dia hanya memohon pertolongan kepada-Ku dan hanya bersandar kepada-Ku. Kalian saksikan, Aku akan menolongnya dalam segala urusannya, Aku akan melindungi-Nya dalam segala deritanya, dan Aku akan memegang tangannya saat ia membutuhkan pertolongan.”

Ketika hamba-Ku membaca :


"Ihdinash shirâthal mustaqîm ..." (sampai akhir surat),


Allah Jalla jalaluh menyatakan :


"Hamba-Ku telah bermohon pada-Ku, Aku pasti mengijabah permohonan hamba-Ku, memberikan apa yang diinginkan, dan menyelamatkannya dari apa yang ditakutkan.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/5)

Di Petik Dari :

KENAPA KITA MESTI SOLAT?

         Seorang doktor di Amerika Syarikat telah memeluk Islam kerana beberapa keajaiban yang ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

         Dia adalah seorang doktor neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan perubatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Perubatan Melalui Al-Quran". Kajian perubatan melalui Al-Quran membuatkan ubat-ubatannya berteraskan apa yang terdapat di dalam Al-Quran. Di antara kaedah-kaedah yang digunakan termasuklah berpuasa, madu lebah, biji hitam (black seed) dan sebagainya.

       Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahawa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.

        Setelah membuat kajian yang memakan masa,akhirnya beliau mendapati
bahawa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada ketika seseorang itu sedang sujud semasa mengerjakan sembahyang.



        Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa sukatan yang tertentu sahaja. Ini bermaksud bahawa darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam.  Begitulah keagungan ciptaan Allah.

       Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang, maka otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal sepenuhnya.

      Oleh yang demikian ,kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk
menganuti agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.

Kesimpulannya:

      Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang, apatah lagi yang tidak beragama Islam, walaupun akal mereka berfungsi dengan secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan pertimbangan dalam membuat keputusan yang normal.

      Justeru itu, tidak hairanlah jika manusia ini kadang kala tidak segan silu untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun akal mereka mengetahui bahawa perkara yang akan dilakukan itu adalah bersalahan dengan kehendak mereka. Inilah adalah kesan daripada ketidakupayaan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara lebih normal. Maka dengan itu tidak hairanlah timbulnya bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat masa kini.

     Dari itu, marilah kita bersama-sama mengambil ikhtibar daripada kisah di atas. Ambillah Islam secara menyeluruh dan bukannya secara berdikit-dikit.

KETAWA

Dari: Riwayat Abu Daud Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celakalah!


Huraian:

1.   Kelakar adalah perbuatan, kata-kata dan sebagainya yang dapat menggembirakan atau yang dapat menggelikan hati orang lain. Sinonimnya adalah jenaka, lawak dan gurau senda.
2.   Membuatkan orang lain senang hati adalah termasuk dalam amal kebajikan dan Rasulullah s.a.w juga selalu berjenaka dengan ahli keluarga dan para sahabat baginda.
3.   Namun begitu bergurau mempunyai adab-adab tertentu yang telah digariskan oleh Islam seperti:
a.    Tidak menjadikan aspek agama sebagai bahan jenaka seperti mempersendakan sunnah Rasulullah s.a..w .
b.    Gurauan tersebut bukan merupakan cacian atau cemuhan seperti memperlekehkan orang lain dengan menyebut kekurangannya.
c.     Gurauan itu bukan ghibah (mengumpat) seperti memburukkan seseorang individu dengan niat hendak merendah-rendahkannya.
d.    Tidak menjadikan jenaka dan gurauan itu sebagai kebiasaan.
e.    Isi jenaka adalah benar dan tidak dibuat-buat.
f.     Bersesuaian dengan masa, tempat dan orangnya kerana adalah tidak manis bergurau di waktu seseorang berada dalam kesedihan dan sebagainya.
g.    Menjauhi jenaka yang membuatkan orang lain ketawa secara berlebihan (ketawa terbahak-bahak) kerana banyak ketawa akan memadamkan cahaya hati.

4.   Sesungguhnya Rasulullah s.a.w apabila ketawa baginda hanya menampakkan barisan gigi hadapannya sahaja, bukan ketawa yang berdekah-dekah, mengilai-ngilai atau terkekeh-kekeh dengan maksud bahawa selaku seorang muslim kita hendaklah sentiasa menjaga batas kesopanan dalam ertikata yang sepatutnya.

Saturday, February 26, 2011

Madu, Mangkuk, dan Rambut

MANGKUK


MADU


SEHELAI RAMBUT 


Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).


Abubakar r.a. berkata, 


"iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".


Umar r.a. berkata,


"kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Utsman r.a. berkata, 


"ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


'Ali r.a. berkata, 


"tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Fatimah r.ha.berkata,


 "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Rasulullah SAW berkata, 


"seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Malaikat Jibril AS berkata, 


"menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Allah SWT berfirman,


 " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut.

Thursday, February 24, 2011

Renungan


Sekaya-kaya mana pun manusia, Kaya lagi Karun,
Seangkuh manapun  manusia, Angkuh lagi Firaun,
Sebijak manapun bangsa manusia, Bijak lagi Bangsa Yahudi,
Sebaik manapun manusia, baik lagi Nabi Muhammad S.W.A
SEhebaat mana pun kuasa manusia, hebat lagi kuasa Illahi,

Tetapi,

Kaya apa jika manusia itu tiada sifat dermawan,
Angkuh apa kalau setakat, di dunia,
Bijak apa kalau sebangsa tidak bersatu,
Baik apa kalau sunnah nabinya tidak dicontohi,
Hebat apa kalau perintah tuhannya tidak ditaati.

Jadi, kenali la diri kita, renungkanlah kita di mana, kemana dan bagaimana caranya untuk mendapat keredaan Illahi..